Apa sih
bermedia sosial sehat itu?
Adalah,
melakukan interaksi secara positif melaui akun media sosial tertentu. Yaitu
turut serta menyebar informasi yang bersifat membangun dengan pemilihan kata
yang memperhatikan etika. Juga sangat tegas membedakan mana yang fakta dan
opini bahkan turut serta menyaring fitnah.
Dalam
bermedia sosial atau melakukan postingan, perhatikan hal-hal seperti penggunaan
ejaan yang benar, pemilihan kata yang efektif, informatif, serta upayakan
selalu menggunakan bahasa persatuan kita sendiri. Gunakan bahasa Indonesia kita
atau bahasa daerah untuk lebih mempererat sikap nasionalisme.
Selain itu,
di antara semuanya, yang paling penting adalah kita harus memperhatikan
kebenaran informasi yang kita share. Tidak bisa dibayangkan kecepatan
penyebaran informasi sekarang ini. Pemilik akun hanya tinggal memencet tombol
pintas seperti “share”, “retweet”, atau “reblog”, maka sebuah informasi seketika
itu pula tersebar.
Berbagai
tombol pintas untuk menyebarkan informasi tersebut juga didukung kemudahan
akses internet dan tidak ribetnya persyaratan membuat akun di media sosial. Kecepatan
penyebaran informasi menjadi secepat kilat…WAHHH
Saya jadi
teringat dengan salah satu petinggi saya di Kaltim Post dulu. Beliau mengatakan
bahwa sudah saatnya “salah” atas ramalan seseorang beberapa tahun lalu bahwa
media cetak harian akan mati seiring perkembangan era media digital.
Menurut Bos
saya itu, justru suatu saat nanti akan ada masa di kala kepercayaan publik pada
pemberitaan di medsos merosot. Di masa-masa itu, media cetak yang mampu
mempertahankan eksistensi, mampu konsisten dengan keakuratan dan keterkinian
kontennya akan menjadi yang ter-primadona!
Apakah masa itu telah datang??
Mari kita duduk
manis sambil makan popcorn, jangan lupa kacamata 4D-nya :)
*)Ditulis: 20 Feb 2016, di sela lelah hadapi (sorry to say..) *haters* medsos.