Siaran Pers (Press Release) adalah untuk menyampaikan informasi kepada publik mengunakan media massa.
Menulis siaran pers, pada dasarnya adalah menulis
berita sehingga ketika menulis siaran pers harus dari perspektif wartawan.
Dengan demikian, siaran per situ harus memiliki
standar berita yang berlaku di media massa. Dengan kata lain, siaran pers itu
harus memiliki nilai berita.
1. Buatlah
siaran pers dengan format berita setengah jadi.
Siaran pers ini khusus untuk dikirim ke surat kabar
atau radio. Majalah tidak memerlukan format ”tulisan jadi” karena tiap majalah
punya gaya masing-masing.
Guna ”tulisan setengah jadi” itu, yang hanya memuat
informasi awal yang relevan, penting, dan menarik, adalah untuk memudahkan
wartawan dalam membuat laporan karena biasanya sudah sibuk untuk menurunkan
siaran pers.
Format tulisan setengah jadi juga bermanfaat agar tak
tak terjadi salah kutip atau salah informasi.
Media biasanya tak ingin menduplikasi berita di media
lain. Jadi, cobalah untuk membuat lebih dari satu versi siaran pers,
masing-masing dengan sudut pandang berbeda, sesuai jenis media yang dituju
namun secara subtansi sama.
Misalnya, siaran pers untuk majalah ekonomi maka
siaran pers dibuat dari sudut pandang ekonomi. Demikian juga untuk koran
politik, maka siaran persnya ditulis dari sudut pandang politik.
3. Buatlah
siaran pers lengkap dengan fakta dan data
Perlu dijelaskan bahwa fakta dan data ini sebagai
lampiran. Data-data bisa berbentuk infografis seperti tabel, diagram,
statistik, dan sebagainya. Ini akan membuat siaran pers tampil lebih solid dan
membantu wartawan dalam menulis berita. Akan tetapi, siaran pers tetap dalam
bentuk artikel/narasi. Ada kalanya media massa lebih suka menulis artikel
sendiri setelah memiliki data dan fakta yang jelas.
4. Jangan lupa
pedoman rumus 5W + 1H.
Ini syarat utama dan dasar dari siaran pers. Harus ada
informasi yang jelas tentang kapan, di mana, kenapa, siapa, dan bagaimana.
Informasi yang hendak disampaikan melalui siaran pers tentunya harus cukup
lengkap menjawab keingintahuan publik.
Kelengkapan informasi itu biasanya diukur dengan cara
sederhana yaitu kelengkapan dalam 6 pertanyaan populer disingkat dengan 5W + 1H
(what, why, where, when, who +how).
5. Gunakan gaya
penulisan jurnalistik.
Gaya penulisan siaran pers diwujudkan melalui bahasa
jurnalistik, yaitu ragam bahasa yang dipergunakan untuk membuat karya jurnalistik.
Ciri bahasa jurnalistik antara lain informasinya singkat (disampaikan dengan
kalimat yang pendek), padat (tidak bertele-tele), sederhana (kata yang
digunakan mudah dipahami awam), dan jelas (rangkaian kalimatnya disusun dengan
mudah agar bisa ditangkap maknanya oleh publik.
6. Singkat
tidak lebih dari satu halaman
Isi siaran pers tidak lebih dari satu halaman. Ketik
dengan spasi ganda. Sampaikan informasi esensial dalam paragraf pertama dan
manfaatkan paragraf berikutnya untuk informasi yang lebih mendalam atau
tambahan. Paragraf seyogyanya menyajikan urutan informasi.
Hindarkan pemakaian kutipan langsung dalam paragraf.
Ingat ini hanya untuk menyampaikan pokok berita. Setelah paragraf pertama,
pemanfaatkan kutipan yang bertanggungjawab bisa membuat siaran pers lebih
menarik dan berbobot.
7. Cantumkan
nomor telepon dan nama yang bisa dikonfirmasi (diwawancara) dalam siaran pers
itu.
(Sumber: Hubungan
Media dan Ketrampilan Berkomunikasi, Sekretariat Jenderal DPR RI & United
Nations Development Programme [UNDP]).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar