f Pena: Am-Nesia (I)

Seorang teman pada saya mengatakan, per kosa kata...per budak pena.

Kamis, 06 Agustus 2015

Am-Nesia (I)

Amnesia, bukan singkatan dari Amerika dan Indonesia.
 
Adalah nama medis dari penyakit pikun, pelupa, .., .., dan lainnya. Setidaknya itu yang ada di pikiran masyarakat umum versi saya. Mesti jauh berbeda dari makna sesungguhnya versi kamus-kamus kedokteran yang lebih mengartikannya secara tepat dan benar.

Adapun versi saya dari sudut pandang diri saya sendiri, Am-Nesia merupakan sistem kekebalan tubuh. Atau seperti teknik adaptasi dalam rangka mempertahankan hidup. Pemisalan sistem kekebalan tubuh atau teknik adaptasi ini bisa dilihat dari contoh
cicak yang gampang memutuskan ekornya (autotomi) atau bunglon yang simsalabim bisa sigap karena punya kemampuan seperti sulap mengecat diri seketika (mimikri).
*  *  *

Tipe pemikir keras adalah saya, sejak kecil. Banyak hal yang mulai saya pikirkan, dari kecil sampai besar, dari A sampai Z. Dan saya kira orang kebanyakan juga melalui fase ini. Tapi saya bersikukuh bahwa saya adalah tipe pemikir keras, hanya karena kepala saya yang sering sakit ketika memikirkan sesuatu yang tak berujung pada solusi.

(Tidak usah berpikir terlalu keras, Bukan kita yang bergelar Maha Mengetahui)

Dalam hidup, ada yang disebut refleksi diri, yang secara psikologi (versi saya) adalah berintrospeksi diri. Ketika suatu hal yang masih dalam satu “semesta pembicaraan” telah habis saya bahas dengan diri sendiri (baca: saya pikirkan), maka ketika itu saya akan sampai pada titik “ngaca”.

Titik “ngaca” ini adalah: Apakah saya juga sudah demikian, melakukan-dilakukan-dan..diperlakukan sama atau paling tidak sejalan dengan yang semestinya atau setakarannya..

Jika, pada titik “ngaca” itu jawabannya YA, ketenangan, keyakinan diri, dan kebahagiaan di dalam hati muncul. Namun, jika TIDAK, sakit kepala adalah hal biasa.
*  *  *

Tidak menemukan solusi dalam suatu masalah adalah biasa. Itulah seninya hidup di sebuah kehidupan ini. Tapi pikiran saya tidak tinggal diam. Saya dan beberapa orang yang bisa move-on akan menggunakan metode menyibukkan diri hingga rutinitas sibuk membuat pikiran LUPA dengan masalah yang bikin diri melahirkan kosa kata ‘harus move-on’.

## Menemukan solusi dari masalah yang muncul dalam hidup ini sama halnya dengan seorang mahasiswa Matematika yang terus mengerjakan soal Matematikanya di kampus.

Kembali. Pada dasarnya, dalam hal ini, menyibukkan diri bertujuan agar si sibuk LUPA dengan masalahnya. Masalah – Menyibukkan diri – Lupa dengan masalah.

Terlalu banyak masalah dan diseimbangkan dengan banyaknya pula kesibukan adalah DEAL.

Tapi bagaimana dengan banyak masalah dan tidak punya kesibukan yang melelahkan……? Akan kebingungan mengalihkan pikiran agar cepat lupa atau move-on dari masalah.
***

Terkait di atas, melatih diri untuk menyelesaikan masalah yang dianggap tanpa solusi adalah dengan MELUPAKANNYA. Melatih diri untuk Amnesia ini bisa menjadi metode adaptasi jika latihan Amnesia telah terlatih.

Ketika adaptasi Amnesia telah menjadi senjata kita mempertahankan diri, maka tak ada masalah yang tak bersolusi.
Secara ringkas dapat saya simpulkan, bahwa adaptasi Amnesia adalah teknik melindungi diri dari masalah yang nampak tak bersolusi dengan cara memotong atau meringkas alur dari titik Masalah ke titik Solusi. Sehingga kita tidak perlu melalui titik “Menyibukkan Diri”, terlebih jika kita adalah Bukan Orang Sibuk.

Berikut alur dari ringkasan yang saya maksudkan:

MASALAH  ----->   SIBUK  ------>  AMNESIA
 * * *

Pertanyaan yang bisa muncul:
  1. Apakah orang yang sangat sibuk mungkin punya masalah yang tengah dia lupakan? (MUNGKIN)
  2. MELUPAKAN sebuah masalah tidak selalu menjadi sebuah solusi, jika yang bersangkutan berotak tumpul. Dengan kata lain, sebenarnya MASALAH-nya masih punya solusi, namun apa daya otak tak sampai. Betul kah demikian? (BETUL TUL TUL)
  3. Apakah AMNESIA adalah sesuatu yang sudah semestinya? (Ya, sebab bukan kita yang bergelar Maha Mengingat. Apa jadinya hidup jika semua hal bisa diingat secara detail oleh tiap per orang manusia. Seni hidup akan berbeda, mungkin hidup tak semrawut. (WALLAHHU 'ALAM)
  4. Benarkah, semakin sibuk seseorang maka semakin gampang dia LUPA? (BENAR SEKALI. Kepada kesimpulan ini, sebenarnya tulisan ini akan saya bawa. Namun alasan keterbatasan, akan berlanjut di seri Am-Nesia jilid II).

Ditulis: 2 Juli 2015 (jam menunjukkan: hampir besoknya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar