f Pena: Di Peron 9 ¾, Kaltim Post Menunggu

Seorang teman pada saya mengatakan, per kosa kata...per budak pena.

Jumat, 05 September 2014

Di Peron 9 ¾, Kaltim Post Menunggu

CATATAN: Febrina Puspa*
(eb@kaltimpost.net)
  
BUKAN tunggu aku di Stasiun Balapan Solo atau Stasiun Cinta yang itu. Ada juga Grenade dengan potongan liriknya mengancam akan melompat dari kereta api. Bukan senandung kisah cinta begituan.

Tanpa kereta, tanpa stasiun pula, Kaltim Post sudah menunggu pembaca
menikmati inovasi terbaru media ini. Menyaksikan tayangan bergerak yang lebih hidup berupa visual, audio, hingga audio-visual di media cetak. Kecanggihan yang pernah, hanya bisa disaksikan di film terkenal Harry Potter sejak lebih dari satu dasawarsa lalu.

Warga Balikpapan atau Kalimantan --untuk cakupan yang lebih luas lagi-- mesti merasa asing dengan peron atau semacam halte bagi pengguna kereta api. Sebab kereta api memang belum ada di Benua Etam.

Bapak Gubernur Kaltim bahkan baru mulai memupuk SDM-nya (sumber daya manusia). Melalui program beasiswa Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Perkeretaapian sejak 2012 lalu. Jika tidak ada halangan, pada 2016, SDM Kaltim baru benar-benar tersedia.

Lantas, bagaimana dengan kesiapan infrastrukturnya sendiri? Nah, urusan itu tidak akan saya bahas di sini. Biar mereka yang berkepentingan yang membahasnya belakangan.

Kembali ke inovasi media ini, bahwa pembaca setia Kaltim Post sudah mulai digiring memasuki Peron 9 ¾ yang terkenal itu. Harry Potter, novel karya JK Rowling lebih dari satu dasawarsa lalu.

Pada kisah tersebut, Peron 9 ¾ adalah gerbang antara dunia sihir dan dunia nyata. Membawa kita ke dunia imajinasi sihir, salah satu yang menakjubkan adalah gambar bergerak mereka. Lukisan, foto, atau selebaran di dunia imajinasi itu bisa bergerak. Lebih hidup! Kini Kaltim Post telah mewujudkannya.

Per 1 September 2014, hampir sepekan sudah, akhirnya harian terbesar dan terpercaya di Benua Etam ini mulai berinovasi dengan aplikasi LayAR. Sebuah aplikasi yang dapat di-download gratis di Play Store bagi pengguna Android atau App Store bagi pemilik gadget iOS.


Inovasi ini jelas selangkah --bahkan banyak langkah-- lebih jauh dari media sebelah. Diketahui bahwa media sebelah berinovasi menyelaraskan media cetak dan online dengan QR Code atau semacam barcode yang me-link-kan gadget ke situs online mereka sejak 2009 lalu.
 
Direktur Kaltim Post, Tatang Setyawan menjelaskan pada rapat mingguan redaksi beberapa waktu sebelum peluncuran program ini. Bahwa teknologi ini merupakan inovasi yang membuat stasiun televisi bahkan radio saling bersinergi. Khusus untuk anak Jawa Pos Grup, Kaltim Post merupakan media kedua setelah Pontianak Pos.
 
Demikian juga yang disebutkan oleh Yudi, layouter senior Redaksi Kaltim Post. Ini adalah masa eksistensi media cetak mulai menggeliat. Membuktikan bahwa kehadiran media online sempat diperkirakan akan “mengunokan” hingga memusnahkan media cetak. Namun hipotesis itu tidak akan terbukti. Dengan inovasi ini, para pelaku di dunia media cetak harus tetap optimistis.


Ini mengacu pada apa yang telah dikemukakan seorang profesor dunia di bidang jurnalistik 10 tahun lalu, Philip Meyer melalui bukunya berjudul “The Vanishing Newspaper: Saving Journalism in the Information Age”. Meyer meramalkan bahwa koran akan punah pada April 2040.

Saya kira kali ini, profesor dari Amerika Serikat itu mungkin akan mulai berpikir untuk meralatnya.

Dari berbagai sumber yang saya baca, disebutkan bahwa awal mula aplikasi LayAR ini adalah terkait kampanye atau iklan cetak yang diharapkan bisa lebih atraktif. Diketahui bahwa iklan di media cetak memiliki beberapa keterbatasan seperti space juga gambar yang monoton. Maka dengan aplikasi LayAR ini, pembaca media cetak bisa mengetahui produk lebih detail dengan melihat visual tambahan (foto-foto), audio, hingga audio-visual (video).

Maka dengan aplikasi LayAR, pembaca koran bisa lebih mengetahui detail produk dengan melihat visual tambahan (foto-foto), audio hingga audio-visual (video). Namun, sebagai tahap awal Kaltim Post Group memang baru pada tahap memaksimalkan konten berita saja. Sebentar lagi tentu akan memaksimalkan sisi periklanan seperti yang dikemukakan oleh Chairman Kaltim Post Zainal Muttaqin, di hadapan redaksi, kemarin (4/9).
 
Selamat memasuki Peron 9 ¾ untuk mencicipi dunia perkeretaapian ala Kaltim Post. Media ini sedang menunggu pembaca menikmati dunia sihir ala Harry Potter yang mendunia itu.

(*) Editor Bahasa Kaltim Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar