f Pena: Mengadu(h) Kala(h), Matahari Terbenam

Seorang teman pada saya mengatakan, per kosa kata...per budak pena.

Selasa, 16 September 2014

Mengadu(h) Kala(h), Matahari Terbenam

Kumelarang matahari terbit dengan mendung.

Tapi sayang, apa daya ini
jika mendung tak tunduk padaku.
Setiap hari
dihiasi terik mata.
Mata terik
adalah matahari.
Jika saja aku bisa memilikimu, tapi ternyata
tidak bisa.
Matahari juga menolak
untuk kumiliki.
Matahari bilang, ia dimiliki oleh semua.
Kalau kamu?

Malam ini, aku merindukan matahari, begitu rindu.
Besok akan
kujelang sedini-dininya
di tempat paling dekat.
Di tempat biasa,
kita bertemu.
Itukah pantai.

Seperti biasa,
di awal pertemuan,
dirimu begitu indah, hangat.
Menghangatkan
diri yang semalaman membeku
karena menanti.
Lantas
lambat laun menusuk, karena terikmu.
Selalu begitu, bukan?
Hanya saja pada senja,
aku selalu sendu melihatmu.
..Kita akan berpisah.

Matahari, kutunggu dirimu layu.
Aku pernah bilang,
matahari hanya
layu pada bunganya.
Dan tidak terbit-terbit juga.

Aku selalu yakin
dengan yang satu ini.
Tentang matahari, yang selalu kunanti
pada kisah terbenamnya.

i always love sunset n the beach

Tidak ada komentar:

Posting Komentar